Sabtu, 27 Maret 2021

PENENTUAN UMUR MANUSIA TERJADI PADA BULAN SYA'BAN



Dalam kitab Ma Dza Fi Sya’ban, Sayyid Muhammad bin Abbas al-Maliki menyebutkan banyak riwayat yang menjadi dasar utama kemuliaan bulan Sya’ban, termasuk peristiwa-peristiwa agung yang terjadi di dalamnya. Dalam pandangan beliau, bulan Sya’ban menjadi mulia karena peristiwa-peristiwa agung yang terjadi di dalamnya.

Salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam bulan Sya’ban adalah penentuan umur manusia. Sayyid Muhammad bin Abbas membahasakan dengan istilah fi syahri sya’ban tuqaddaru al-A’mar, pada bulan Sya’ban umur manusia ditentukan oleh Allah.

Artinya Allah menampakkan umur manusia, apakah pada tahun itu dia masih tetap hidup atau akan mati, usianya ditambah atau dikurangi. Takdir kehidupan dan kematian semuanya berada dalam kekuasaan Allah, tidak satu pun manusia yang mampu mengatur kehidupan dan kematiannya sendiri, menambah atau mengurangi umurnya sendiri. Dalam Alquran surat al-Fathir ayat 11, Allah berfirman:

وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ اِلاَّ فِيْ كِتَابٍ مُبِيْنٍ اِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ يَسِيْر (الفاطر: 11)

Artinya; “tidak ada yang dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi kecuali sudah ditentukan dalam kitab (Lauh Mahfudz). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah”.

Dari sinilah umat Islam, khususnya di Nusantara, berusaha memuliakan bulan Sya’ban dengan mengadakan sedekah dan silaturahim. Mereka saling mengirim makanan kepada tetangga, sebagai bentuk persaudaraan dan mempererat silaturahmi. Bahkan kegiatan ini sudah menjadi tradisi di kalangan umat Islam Nusantara ketika menyambut datangnya bulan Sya’ban.

Selain itu, kegiatan sedekah dan silaturahmi yang sudah menjadi tradisi ini ada pembenarannya dalam Islam, dan bila direnungi lebih dalam erat kaitannya dengan bulan Sya’ban. Sya’ban adalah bulan di mana umur manusia ditentukan oleh Allah, sedangkan sedekah dan silaturahmi dapat memperpanjang umur seseorang. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Sw yang diriwayatkan al-Imam Bukhari, dari Anas bin Malik, dia berkata:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: ” مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ “

“Saya mendengar Nabi Saw bersabda; Barangsiapa yang suka diluaskan rizkinya dan ditangguhkan kematiannya, hendaklah ia menyambung silaturahmi”.

Sedangkan dalil tentang penentuan umur manusia di bulan Sya’ban adalah berdasar hadis riwayat Abu Ya’la dalam Musnad Abi Ya’la dengan sanad Hasan, dari Sayyidah ‘Aisyah;

قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ الله! اَحَبُّ الشُّهُورِ اِلَيْكَ اَنْ تَصُوْمَهُ شَعْبَان ! قَالَ : اِنَّ اللهَ يَكْتُبُ فِيْهِ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ مَيِّتَةٍ تِلْك َالسَّنَةَ فَأَحَبُّ اَنْ يَأْتِيَنِيْ أَجَلِيْ وَاَنَا صَائِم

“Saya bertanya kepada Nabi Saw; wahai Rasullah! Bulan yang paling engkau sukai untuk berpuasa adalah bulan Sya’ban! (kenapa?). Nabi Saw menjawab; Sesungguhnya pada bulan ini Allah menulis setiap orang yang akan meninggal pada tahun itu. Maka aku suka jika ajalku datang dalam keadaan aku sedang berpuasa” .

 والله اعلم بالصواب .



MENGAPA ALLAH ﷻ TIDAK MERAHASIAKAN MALAM NIFSU SYA'BAN
TETAPI MERAHASIAKAN MALAM LAILATUL QADAR ?

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Seringkali ada yang bertanya-tanya, 
Mengapa Allah ﷻ Tidak Merahasiakan malam Nisfu Sya'ban, 
tetapi merahasiakan Malam Lailatul Qadar?
Padahal keduanya sama-sama malam yang dipenuhi limpahan rahmat Allah ﷻ.

Malam Nisfu Sya’ban memiliki keutamaan yang besar, 
Nisfu Sya'ban termasuk waktu yang Mustajabah untuk berdoa karena perisitiwa2 besar 
terjadi di malam penuh berkah tersebut. 
Demikian pula dengan Malam Lailatul Qadar, memiliki keistimewaan yang sangat Agung. 
Lailatul Qadar adalah malam yang diharapkan oleh setiap Muslim di seluruh penjuru Dunia.

Allah ﷻ Memperlihatkan Malam Nisfu Sya’ban kepada siapa pun. 
Tidak ada yang dirahasiakan tentang terjadinya Malam Nisfu Sya’ban. 
Waktu dan tanggalnya sudah jelas dan tidak berubah-ubah di setiap tahunnya, 
yaitu malam tanggal 15 bulan Sya’ban.

Berbeda dengan Malam Lailatul Qadar Allah ﷻ sangat Merahasiakan 
kapan Malam seribu bulan tersebut terjadi. 
Bisa tanggal 21, 23, 25, 27 atau bahkan di sepanjang bulan Ramadhan terjadi Lailatul Qadar, 
namun kapan persisnya benar-benar menjadi misteri.

Pertanyaannya kemudian, mengapa Allah ﷻ tidak Merahasiakan Malam Nisfu Sya’ban 
tapi Merahasiakan Lailatul Qadar ? 
Padahal, keduanya sama-sama Malam yang dipenuhi Limpahan Rahmat.

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani رحمه الله‎ menegaskan bahwa Lailatul Qadar dirahasiakan 
karena Lailatul Qadar lebih dominan sisi Rahmat dan Ampunan di dalamnya. 
Barangsiapa menghidupi Lailatul Qadar, ia diberi Kemuliaan dan Pahala yang tidak terhingga.

Oleh karena itu, Allah ﷻ Merahasiakannya agar Umat Islam tidak mengandalkan Lailatul Qadar 
sebagai satu-satunya waktu untuk Beribadah secara serius. 
Dengan dirahasiakannya Lailatul Qadar, semakin tampak siapa Hamba yang betul-betul 
menjaga konsistensi Ibadahnya dan siapa yang hanya Beribadah secara musiman.

Hal ini berbeda dengan Malam Nisfu Sya’ban. Meski di dalamnya dipenuhi Limpahan Rahmat, 
namun pada malam tersebut lebih dominan sisi “Penentuan Nasib” seorang Manusia.

Di malam Nisfu Sya’ban, Amal perbuatan Manusia selama 1 tahun dilaporkan di Hadapan-Nya. 
Manusia diuji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat Dengan-Nya atau 
justru semakin diperbudak oleh Nafsunya?.

Di Malam tersebut Allah ﷻ Memberi Keputusan siapa yang layak mendapat Ridha-Nya dan 
siapa yang Tertimpa Azab-Nya. Di malam tersebut tampak siapa yang beruntung dan celaka. 
Oleh karena hal tersebut maka Malam Nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan oleh Allah ﷻ.

Syekh Abdul Qadir al-Jilani رحمه الله‎ mengatakan:

وقيل إن الحكمة في أن الله تعالى أظهر ليلة البراءة وأخفى ليلة القدر لأن ليلة القدر ليلة الرحمة 
والغفران والعتق من النيران، أخفاها الله لئلا يتكلوا عليها

“Dikatakan, Hikmah Allah Memperlihatkan Malam Pembebasan (Nisfu Sya’ban) dan 
 menyamarkan Lailatul Qadar adalah bahwa Lailatul Qadar merupakan Malam Kasih Sayang,
 Pengampunan dan Pemerdekaan dari Neraka. 
 Allah ﷻ Menyamarkan Lailatul Qadar agar Manusia tidak mengandalkannya".

وأظهر ليلة البراءة لأنها ليلة الحكم والقضاء وليلة السخط والرضاء ليلة القبول 
والرد والوصول والصد، ليلة السعادة والشقاء والكرامة والنقاء فواحد فيها يسعد 
والآخر فيها يبعد، وواحد يجزى ويخزى وواحد يكرم وواحد يحرم، واحد يهجر وواحد يؤجر

“Dan Allah Memperlihatkan Malam Pembebasan (Nisfu Sya’ban) karena ia adalah 
 Malam Penghakiman dan Pemutusan, Malam Kemurkaan dan Keridhaan, 
 Malam Penerimaan dan Penolakan, Malam Penyampaian dan Penolakan, 
 Malam Kebahagiaan dan Kecelakaan, Malam Kemuliaan dan Pembersihan.

Sebagian orang beruntung, sebagian yang lain dijauhkan dari Rahmat-Nya, 
ada yang dibalas Pahala, ada pula yang dihinakan, ada yang di Muliakan, 
ada pula yang dicegah dari Rahmat-Nya, salah seorang di diamkan, salah seorang diberi Pahala".

MALAM NISFU SYA'BAN
Untuk tahun 2021 ini atau 1422 Hijriah, 
malam Nisfu Syaban jatuh pada Ahad 28 Maret 2021 (ba'da Maghrib),
Malam ke 15 bulan Sya'ban.(AH)

Semoga bermanfaat
Silahkab share

Sumber :
Kitab : Ghunyah al-Thalibin, hal. 283
Karya : Syekh Abdul Qadir Al-Jilani رحمه الله



Kamis, 25 Maret 2021

TETAP BERSHOLAWAT DI TENGAH PANDEMI

 

Memperingati Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW 1442 H, siswa siswi MI IMAMI Kepanjen mengikuti pembacaan sholawat nabi pada hari Jumu’ah 11 Maret 2021 di masjid agung Baiturrahman Kepanjen.

"Biasanya panitia hari besar islam (PHBI) IMAMI mengadakan lomba, tp untuk tahun ini cukup mengadakan pembacaan sholawat bersama karena adanya pandemi" ucap Samsul Arif selaku dewan guru dan ketua panitia PHBI pada rapat hari sabtu (6/3) 

Acara pembacaan sholawat ini dilaksanakan di masjid baiturrahman dan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak dan memakai masker baik para siswa siswi maupun dewan guru dan karyawan yang mengikuti acara tersebut.


Acara yang diikuti oleh 580 siswa siswi MI IMAMI berlangsung dengan sangat meriah. Patut diacungi jempol saat penyampaian penjelasan tentang isro' mi'raj oleh pak Yahya guru yang bertugas mengisi acara, beliau menunjuk murid kelas persiapan yaitu Muhammad nabil dan Muhammad Athoillah untuk menyebutkan nama nama bulan islam. Tanpa basa basi dan dengan berani ia langsung maju kedepan untuk menyebutkan bulan bulan Islam di depan banyak nya siswa siswi.


Dengan berlangsungnya peringatan isro'mi'roj, pak Yahya berharap semoga momen ini dapat meningkatkan kesadaran para siswa siswi atas kewajiban sebagai seorang muslim yang bertaqwa dengan selalu melaksanakan sholat 5 waktu




BERKUNJUNGNYA KITA KE KOTA TETANGGA